Maraknya Fenomena Perusahaan Gulung Tikar, Peretail Konvensional Kebut Bisnis Online

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia Roy Nicholas Mandey mengatakan perilaku konsumen yang kini lebih banyak berbelanja melalui Internet bakal menekan bisnis ritel konvensional. “Meski jumlah produk yang dijual secara online masih terbatas, peretail harus segera menyiapkan layanan penjualan online,” ujarnya, Jumat, 15 September 2017.

Pergeseran pola belanja konsumen dari konvensional ke online nyatanya telah berdampak pada usaha retail konvensional. Sejumlah perusahaan mulai menutup gerainya. Manajemen PT Matahari Department Store Tbk, misalnya, akan menutup dua gerainya di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai, Jakarta Selatan, pada akhir bulan ini.

Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store Miranti Hadisusilo mengatakan penutupan dilakukan karena kedua gerai tersebut sepi pembeli. ”Akibatnya, kinerja kedua gerai tidak sesuai dengan target,” katanya.

Persoalan yang sama pernah dihadapi PT Hero Supermarket Tbk pada 2015. Ketika itu, Hero menutup beberapa gerainya karena kondisi perseroan sedang sulit. ”Pada 2015 kami merasionalisasi toko,” ujar Presiden Direktur Hero Stephane Deutsch, kemarin. Saat ini, perusahaan tersebut mulai mengembangkan usaha dari konvensional ke sistem online.

Stephane menjelaskan, kini Hero tidak lagi menggunakan pendekatan konservatif dalam memenuhi kebutuhan serta pelayanan kepada konsumen. ”Tim kami sedang memformulasikan pendekatan yang tepat untuk e-commerce,” kata dia.

Ekspansi pasar melalui penjualan online juga dilakukan PT Matahari Putra Prima Tbk melalui Hypermart. ”Ini lebih pada melengkapi bisnis ritel kami karena adanya tren belanja online,” kata juru bicara Matahari Putra Prima, Fernando Repi.

Source: Tempo.co