Peritel mainan ternama asal Amerika Serikat, Toys R Us, dikabarkan telah menunjuk sebuah firma hukum untuk membantu proses rekstrukturisasi utang yang menumpuk dan jatuh tempo pada 2018.
Sebagaimana diwartakan laman CNBC, Kamis (7/9/2017), perusahaan yang telah berdiri lebih dari lima dekade itu memiliki utang mencapai 400 juta dollar AS (sekitar Rp 5,3 triliun). Kondisi itu membuat mereka harus menyiapkan langkah antisipatif agar selamat dari kebangkrutan.
Mengatasi beban utang sedini mungkin amat mendesak supaya vendor besar seperti Mattel dan Hasbro tak hengkang. Ini penting agar suplai mainan tetap memenuhi rak etalase Toys R Us hingga liburan akhir tahun.
Pada musim libur itulah, perusahaan diyakini mampu menggenjot penjualan sekaligus merelaksasi kondisi finansial yang tengah terpuruk.
Sebagai langkah menggairahkan kembali kinerja perusahaan, Toys R Us juga dilaporkan siap berkolaborasi dengan lembaga konsultan manajemen Lazard. Meskipun, dampak kerja sama ini tak serta-merta menjamin perbaikan keuangan Toys R Us.
“Saat ini, Toys R Us tengah mengevaluasi berbagai alternatif untuk mengatasi jatuh tempo utang pada 2018. Ada pula opsi untuk memperoleh tambahan pembiayaan lain,” ujar Juru Bicara Toys R Us Amy von Walter.
Lebih lanjut, Amy memastikan, pihaknya akan berjuang keras memperbaiki kondisi perusahaan. “Banyak pula inisiatif yang sedang dilakukan untuk memberi pengalaman menyenangkan bagi seluruh pelanggan toko fisik kami maupun web secara global,” imbuhnya.
Efektivitas upaya perbaikan keuangan tersebut dapat dibuktikan dalam waktu dekat. Perusahaan mainan itu akan mengumumkan laporan keuangan kuartal keduanya pada 26 September mendatang.
Adapun pemilik Toys R Us Kohlberg Kravis Roberts, Bain Capital Partners, dan Vornado Realty Trust menolak berkomentar terkait krisis yang tengah membelit perusahaan.
Sementara itu, bisnis Toys R Us yang berpusat pada bayi, Babies R Us, juga dikabarkan tengah mengalami situasi sulit. Penjualan kian lesu akibat perubahan gaya hidup berbelanja masyarakat global, menuju jual beli secara daring (online).
Langkah-langkah perbaikan sesungguhnya telah dilakukan oleh CEO Dave Brandon sejak beberapa tahun silam. Upaya-upaya tersebut adalah mengembangkan gerai di Asia serta berinvestasi di situs web baru.
Selain itu, Toys R Us juga melakukan efisiensi biaya dengan pengurangan luas gerai dan bahkan menutup tokonya. Gerai yang tutup antara lain berada di Times Square yang berhenti operasional pada 2015 lalu.
Sumber: kompas.com