Bagaimana caranya kita bisa bersaing dengan TKA untuk menempati posisi – posisi penting di perusahaan Indonesia? Pada intinya kita harus terus belajar untuk bisa bersaing, dan berikut adalah tiga hal yang bisa dipelajari untuk bersaing dengan TKA:
Beberapa bulan terakhir, media sosial marak dipenuhi berita mengenai “serbuan” 21.000 TKA dari RRC. Banyak pihak yang resah dengan berita tersebut karena dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan. Walaupun pencegahan masuknya TKA ilegal sangatlah penting, tetapi saya lebih tertarik untuk membahas tentang kedatangan TKA legal ke Indonesia.
Mereka adalah TKA yang didatangkan untuk menempati posisi yang lebih penting di perusahaan dan kita harus bertanya kenapa kita perlu bantuan dari TKA untuk posisi tersebut?
(1) Technical skill
Menurut informasi dari Kemenaker, sekitar 13000 (61%) tka dari RRC akan menempati posisi teknisi dan profesional di Indonesia.
Ini merupakan indikasi bahwa kita belum siap untuk menangani pekerjaan – pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus.
Apakah yang bisa kita lakukan sebagai karyawan perusahaan untuk menangani masalah tersebut? Seperti yang sudah saya diucapkan diatas, kuncinya adalah untuk selalu belajar.
Pasti banyak hal yang bisa kita pelajari di tempat kerja kita. Kita bisa belajar dari teman, atasan, atau bahkan dari TKA yang datang. Kita harus ingat bahwa tujuan utama pemerintah dengan mengundang TKA adalah untuk menyalurkan ilmu yang TKA bawa ke pekerja lokal. Kita juga bisa berinisiatif untuk belajar lewat media informasi yang ada seperti perpustakaan atau internet.
(2) Soft skill
Sebagian besar dari TKA yang datang ke Indonesia menduduki jabatan management dan direktur di Indonesia.
Ini adalah jabatan yang mengutamakan soft skill seperti kemampuan bernegosiasi, kemampuan presentasi, leadership, etc.
Kita semestinya berpikir, mengapa kita kalah dalam kepemimpinan, komunikasi, dan negosiasi terhadap orang kita (Indonesia) sendiri?
Mungkin ada satu dua hal yang bisa kita pelajari dari sini. Pertama, ada jurus – jurus leadership dan etos kerja yang perlu kita pelajari dari TKA. Yang kedua, kita juga harus sadar bahwa kita tidak tinggal di negara yang terpisah dari seluruh dunia. Globalisasi sudah berjalan dan tidak bisa dihentikan, kita pastinya perlu berkomunikasi dan negosiasi dengan orang – orang dari negara lain.
Tentunya menggunakan TKA untuk negosiasi tersebut adalah solusi yang cepat bagi perusahaan, tetapi apabila kita bisa menjadi alternatif, dengan menunjukan bahwa kita bisa berkomunikasi dengan orang dari negara lain, tentunya kemampuan itu tidak akan disia-siakan oleh perusahaan.
(3) Attitude
Sangat sulit memformulasikan “attitude” seorang karyawan yang baik. Namun, frase yang saya sering pakai adalah “bekerja pakai hati”.
Intinya, kita bekerja bukan hanya untuk melewatkan hari dan hanya menerima gaji.
Kita bekerja untuk mencapai sesuatu tujuan yang lebih dari itu semua. “Tujuan” tersebut akanlah berbeda untuk setiap orang, tetapi “tujuan” itu harus bisa mendorong seseorang untuk jadi peduli dengan pekerjaannya.
Kepedulian ini yang membuat seseorang bisa mendapatkan hasil, karena dia akan terus mau mendorong daya kerjanya. Kepedulian ini juga akan membuat orang lebih akurat dalam bekerja, karena dia peduli dengan konsekuensi kesalahan yang dia lakukan.
Tak lupa, karena kepedulian inilah seseorang akan terus memikirkan masalah dan tantangan yang dihadapi, sehingga akhirnya akan lahir ide dan solusi yang inovative. Kepedulian, tujuan, hati inilah yang kita perlu tanamkan di diri kita sendiri untuk bisa jadi pekerja yang bersaing di arena global.
Anda ingin belajar lebih banyak mengenai topik HRD?
Dapatkan Akses Perdana ke PAKAR E-Learning, Website Online Training GRATIS pertama di Indonesia. Launching Februari 2017.